Peringatan Milad, PKS Jabar Berbagi doorprize

DPW PKS Jawa Barat menyelenggarakan puncak peringatan milad ke 13 PKS pada tanggal 24 April di lapangan Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Tegalega Bandung.Menurut Ketua DPW PKS Jawa barat Tate Qomaruddin,Lc menyatakan hikmah dari kegiatan peringatan milad ini diantaranya sebagai ungkapan syukur nikmat dengan cara melakukan kegiatan silaturahim bersama kader, simpatisan PKS serta masyarakat umum di lapangan Tegalega.

Tate menambahkan di Jawa Barat akan digelar peringatan milad PKS di tiga titik yaitu di Cirebon, Tasikmalaya dan Bandung.
Sementara itu pada puncak peringatan milad ke 13 PKS, panitia juga membagikan doorprize bagi yang beruntung berupa sepeda motor, TV, kulkas, buku, dan lainnya. Menurut Ketua Panita Milad Ke 13 PKS Oded MD menyatakan target peserta adalah kader, simpatisan serta masyarakat umum dari Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang.
“Target massa yang akan kita hadirkan sebanyak dua puluh ribu orang”imbuhnya.
Selain kegiatan PKS berbagi, juga diadakan kegiatan penunjang dalam rangka milad diantaranya lomba dan pameran foto PKS Jawa Barat,bakti sosial, mobil hias, olah raga massal dan aneka hiburan kesenian di lapangan Tegalega Bandung.


http://pks-jabar.org/index.php?tipe=baca&read=208
Read More...

PKS Masih Puber, Banyak Godaan

MALANG, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq menilai sejumlah gosip yang menerpa partai yang dipimpinnya merupakan bentuk cobaan. Cobaan yang menimpa PKS itu dinilai hal biasa, sama sekali tidak mengganggu kinerja partai.
"Melihat umur PKS, saat ini masih masa puber. Hal yang biasa kalau banyak godaan yang datang," ujar Luthfi Hasan Ishaaq, saat jumpa pers, jelang Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) DPW PKS Jawa Timut, di Hotel Santika, Kota Malang, Jumat (22/4/2011).

Menurutnya, isu yang beredar tentang partai PKS sama sekali tidak mempengaruhi kinerja PKS. Ia menegaskan bahwa PKS tetap bekerja, bertindak dan melayani masyarakat.

Kasus terakhir menimpa PKS saat Arifinto, seorang anggota DPR RI dari partai tersebut tersandung kasus konten porno. Ditanya apakah kasus Arifinto itu berpengaruh terhadap kerja partai, Lutfhi mengatakan tidak berpengaruh.

Yang penting kata Lutfhi, Arifinto sudah tegas mengundurkan diri dari DPR RI. "Itu hanya yang luas biasa. soal apa yang dilakukan pak Arifinto, itu manusiawi. bisa menimpa siap saja," katanya.

Di usia pubernya, lebih lanjut Lutfhi mengaku, saat ini PKS banyak digoda oleh partai lain. "PKS banya digoda partai lain. Kita harus sabar. Tetapi harus tetap semangat berjuang untuk rakyat," katanya tegas.

Melihat usianya yang sudah 13 tahun jelas Lutfhi, dan agar tidak kalah dengan partai lainnya, PKS menargetkan, pada pemilu mendatang, PKS harus menjadi partai terbesar ke tiga di Indonesia. "Minimal di bawah Partai Golkar. Itu target PKS ke depan," kata pria kelahiran Lawang, Kabupaten Malang ini.

Ditanya godaan apa yang datang dari partai lain itu, Lutfhi enggan menjelaskannya. "Yang jelas PKS saat ini banyak digoda partai lain. Termasuk kasus yang menimpa Pak Arifinto itu. itu salah satu godaan dari partai lain," katanya.

Muskerwil DPW PKS Jawa Timur akan dibuka langsung oleh Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Mukerwil dilaksanakan selama dua hari, 22-23 April 2011. Hadir seluruh pengurus DPD PKS Se-Jawa Timur dan ratusan kader PKS.

http://nasional.kompas.com/read/2011/04/22/17561632/PKS.Masih.Puber.Banyak.Godaan
Read More...

Tiga Makna Kelahiran

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Kepada seluruh tamu undangan yang Kami hormati, kepada seluruh jajaran pengurus Partai Keadilan Sejahtera dan kepada segenap kader Partai Keadilan Sejahtera, Ikhwan dan Akhwat fillah saya ucapkan selamat berulang tahun.  Semoga Allah terus memberikan kejayaan kepada kita  dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan, memberikantaufik dan hidayah dan inayahNya kepada kita.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah SWT, setiap hari selalu ada yang memperingati hari ulang tahun atau hari kelahiran baik kelahiran sebagai pribadi atau sebagai komunitas, kelahiran organisasi-organisasi dan kelahiran bangsa-bangsa. Hari ini, kita bersama-sama dengan riayahdan inayah dari Allah SWT juga memperingati kelahiran lembaga perjuangan ini:  Partai Keadilan Sejahtera.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah SWT,  hal yang paling penting dalam memperingati hari kelahiran adalah membangkitkan rasa syukur kepada Allah SWT
{ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS Ibrahim 7) 
Bila kita pandai bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, niscaya Allah akan memberikan tambahan berupa limpahan karuniaNya, limpahan rahmatNya kepada kita semua. Oleh karenanya untuk memantapkan rasa syukur kita, kita harus memahami makna kelahiran kita,  makna kelahiran setiap insan,  makna kelahiran setiap umat dan makna kelahiran setiap bangsa.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah SWT, kita tidak akan lahir ke dunia ini kecuali disebabkan oleh adanya mawaddah warahmah, adanya mahabbah warahmah. Kita lahir karena adanya cinta dan kasih sayang dari ibu dan bapak kita. Kita lahir melalui kasih sayang kedua orang tua kita dan kelahiran kita disambut oleh kasih sayang kerabat, saudara dan handai taulan kita. Oleh karena itu kita lahir untuk membawa misi rahmatan lilalamin. Kita lahir untuk menyebar kasih sayang kepada seluruh lapisan ummat, seluruh lapisan bangsa, bahkan seluruh lapisan kemanusiaan. Kita lahir dengan membawa mahabbah warahmah.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah SWT, kita dilahirkan dengan penuh cinta dan  kasih sayang, kita pun lahir dengan  kehormatan dan kemuliaan.  
{ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [المنافقون: 8]
Padahal izzah (kehormatan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (QS Munafiqun 8)
Selain kehormatan Allahpun memberikan kemuliaan kepada kita di atas semua makhluk lainnya yang diciptakanNya.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (الأسراء :٧٠)
70. dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al-Isra : 70)

Kita lahir dengan kehormatan dan kemuliaan, oleh karena itu setelah kita diberi kehormatan dan kemuliaan oleh Allah, tidak boleh kita menempatkan diri kita dalam posisi yang lemah dan hina, karena kita telah lahir dengan kehormatan dan kemuliaan setelah sebelumnya kita lahir dengan kecintaan dan kasih sayang.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah SWTinsya Allah kelahiran kita juga adalah untuk membangun kehormatan dan kemuliaan umat, bangsa dan negara serta kemanusiaan. Kitapun lahir kedunia dengan mengemban amanah dan memikul tanggung jawab. Kita lahir dengan membawa misi ibadah dan tugas kekhilafahan di dunia ini. 
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات: 56]
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.  (QS Adz-Dzariyat : 56)
{وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً } [البقرة: 30]
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah : 30)
Kita lahir sudah dengan mengemban amanah dan memikul tanggungjawab yang sebelumnya oleh Allah SWT telah ditawarkan kepada makhluk-makhluk lain:  
{إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا} [الأحزاب: 72]
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan 
gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka 
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. 
Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh (QS Al Ahzab 72)

Amanah dan tanggung jawab ini harus kita tunaikan , sebab seluruh gerak, ibadah, tindakan dan ucapan kita akan dituntut pertanggungjawabannya oleh Allah SWT, inna sam’a wal bashoro wal fuadakullun ulaika kana anhu masula:
{إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS al-Isra 36)
Oleh karena itu harus kita sadari bahwa tidak bisa kita mengkhianati manah yang kita emban dan tanggung jawsab yang kita pikul tersebut:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [الأنفال: 27]
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Al-Anfal : 27)

Kader Partai Keadilan Sejahtera , kader Partai Dakwah  dan kader Gerakan Dakwah harus senantiasa mengingat tiga nilai atau tiga makna kelahiran ini:
  1. Wulidna bilmahabbati warahmah  (ولدنا بالمحبة والرحمة), kita lahir dengan membawa misi penyebar kasih sayang
  2. Wulidna bil izzati walkaramah (ولدنا بالعزة والكرامة), kita lahir dengan kehormatan dan kita lahir untuk meraih kejayaan
  3. Wulidna bilamanati bil masuliyah (ولدنا بالأمانة و المسؤلية), kita lahir untuk terus dan terus memikul tanggungjawab, mengemban amanah yang insya Allah kita bersama-sama akan menghadap Allah untuk dimintai pertanggungjawabannya sejauh mana amanah dan mausliyah itu kita laksanakan.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah, kader PKS yang mengemban misi amanah dan masuliyah ini, insya Allah senantiasa bersyukur sehingga hari ini merupakan hari Syukrun Azhim, syukuran yang agung yang insya Allah berarti kita akan mendapatkan kemenangan-kemenangan besar pula sesuai dengan janjinya bahwa orang yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat. Sehingga umat, bangsa, negara dan umat manusia pun akan berada dalam kehormatan dan kemuliaan karena itu adalah pangkal kejayaan di dunia dan akhirat.  Allahu Akbar, AllahuAkbar .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pidato Kebangsaan Ketua Majelis Syuro PKS KH. Hilmi Aminuddin di depan lebih dari 300 ribu kader dan simpatisan. Dalam Acara Milad PKS Ke – 13 di Gelora Bung Karno, Ahad 17 April 2011.

Read More...

Zulkieflimansyah, Ketua PKS Dosen di Harvard

VIVAnews - Sikap Partai Keadilan Sejahtera yang perhatian dengan Palestina sering disalahartikan tak menyukai yang berbau Amerika Serikat. Zulkieflimansyah, salah satu Ketua PKS, menjadi bukti pemahaman itu tak benar.

Zul yang lahir di Sumbawa Besar, 18 Mei 1972, ini bahkan mengaku pengajar di Universitas Harvard, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat. Doktor Ekonomi Industri jebolan Department of Economics, University of Strathclyde, Glasgow, Inggris ini memang selain aktif berpolitik juga tercatat sebagai salah satu dosen di Universitas Indonesia, tempat dia meraih sarjana ekonomi.

"PKS itu cukup sering disalahpahami di Amerika," kata Zul kepada VIVAnews, Selasa 19 April 2011 malam. "Saya cukup sering ke Amerika, saya masih jadi pengajar di Harvard University," katanya.

"Menurut saya, sama-sama saling memanfaatkanlah, saling menuai manfaat. Jadi PKS itu bisa mengenal lebih banyak orang di luar kita, harus diakui Amerika maju sekali. Kalau teman-teman Amerika juga tidak melulu memandang PKS kaum konservatif, tapi memahami PKS manusia biasa terdiri berbagai latar belakang pemikiran," kata Zul yang pernah mencalonkan diri jadi Wakil Gubernur Banten itu.

Namun Zul memang memahami, banyak teman-teman separtainya masih apriori dengan Amerika Serikat atau yang berbau 'Barat'. "Sedikit-sedikit ini rekayasa Israel, rekayasa Yahudi, ini stereotiping seperti itu nggak benar," kata Zul.

Cara pandang ini, menurut Zul,  untuk mengubahnya pelan-pelan, mungkin dengan kerja sama, saling berinteraksi itu akan menemukan kesepahaman bahwa  tidak boleh mengklaim diri paling suci, paling benar. "Anasir kebaikan itu ada di mana-mana, PKS tidak boleh menjadikan dirinya centre of the world," kata Zul yang pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia itu.

Dan Zul mengaku, kini kerap berperan sebagai jembatan antara PKS dengan dunia 'Barat' seperti dengan pihak Amerika Serikat. "Radikalisme itu tidak bisa menyelesaikan masalah, justru tidak mendapat tempat," kata Zul yang mengenyam sekolah menengah atas di Australia selama setahun itu. (sj)


http://politik.vivanews.com/news/read/215754-zulkieflimansyah--ketua-pks-dosen-di-harvard
Read More...

Waktu Kita, Habis dimana?

Kita sering mendengar orang mengeluh soal waktu yang sangat terbatas. Waktu yang sangat sempit. Waktu yang pendek, sehingga banyak pekerjaan tidak bisa terselesaikan karena kekurangan waktu. Kita sering mendengar keluhan kemacetan lalu lintas Jakarta, yang menyebabkan waktu terbuang di jalanan. Waktu habis karena terjebak kemacetan ibukota Jakarta. Kalau di daerah, orang mengeluh soal lamanya menunggu angkutan umum, karena masih sangat jarang jumlahnya.

Ternyata, untuk bisa menghormati waktu memerlukan kelengkapan sarana dan prasarana. Memerlukan keterpaduan pengelolaan dalam segala aspeknya. Di antara hal yang bisa menghemat waktu adalah kualitas informasi di tempat umum dan di fasilitas publik. Bus kota kita belum memiliki jadwal yang pasti kapan berangkat dan kapan tibanya. Kereta api kita sudah relatif memiliki jadwal, namun belum bisa memenuhinya. Di bandara, stasiun dan terminal, masih belum cukup ramah untuk penghematan waktu.

Satu lagi catatan yang sangat berkesan bagi saya selama di Amerika dan Kanada, yaitu tetang “informasi yang informatif”. Sebagai orang kampung yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke negeri adidaya, wajar jika memiliki sejumlah kekhawatiran. Misalnya, apakah akan lancar dan aman saja selama berpindah dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya ? Semula, saya sempat khawatir tentang kelancaran perjalanan, karena belum memiliki gambaran tentang suasana bandara di Amerika dan Kanada.

Semua kekhawatiran itu akhirnya lenyap ketika untuk pertama kalinya saya transit di bandara Phoenix, dalam perjalanan dari San Fransisco menuju Houston. Alhamdulillah, pengalaman pertama ini membuat saya semakin percaya diri bahwa tidak ada kesulitan untuk mencari gate keberangkatan pesawat menuju Houston. Semua bagian bandara sangat informatif, sehingga tidak akan tersesat di dalam lingkungan bandara selama mau memperhatikan tanda-tanda. Akan mencari toilet, atau mencari lokasi bagage claim, atau mencari pintu keberangkatan, atau mau menuju pintu keluar, semua ada petunjuk yang sangat informatif.

Bandara Phoenix sangat luas dan terasa sangat panjang jarak menuju pintu keberangkatan pesawat transfer. Namun karena suasana sangat informatif, maka menjadi tidak ada kesulitan untuk menemukan lokasi pintu keberangkatan dimaksud. Demikian juga saat transit di bandara Atlanta. Menuju pintu keberangkatan berikutnya, bisa dilakukan dengan membaca petunjuk arah yang sangat jelas dan ada di setiap bagian ruang dalam bandara. Saat petunjuk arah membawa saya ke bagian lantai bawah, ternyata jalannya buntu. Buntu ? Ya, karena itu adalah pintu untuk menaiki kereta api bawah tanah yang membawa kita menuju pintu keberangkatan dan bagage claim.

Di dalam kereta api bawah tanah inipun suasananya sangat informatif, karena ada tulisan mengenai nama tempat pemberhentian berikutnya, misalnya Gate A. Bukan hanya trulisan, namun juga disertai dengan suara pemberitahuan. Saat kereta sudah berhenti, ada tulisan yang menyatakan bahwa sekarang ini kita berada di Gate A, juga disertai suara, sehingga penumpang yang akan menuju Gate A turun di tempat ini. Menjelang berjalan, muncul tulisan lagi bahwa tempat pemberhentian berikutnya adalah Gate B. Begitu seterusnya, kereta api bawah tanah yang khusus melayani penumpang pindah pintu keberangkatan di dalam lingkungan bandara ini tidak akan menyebabkan orang salah turun selama mau membaca atau mendengarkan suara informasi di dalamnya.

Suasana bandara seperti ini sudah barang tentu sangat membantu semua penumpang. Fasilitas yang ada di dalam bandara secara umum juga sangat membantu kelancaran perjalanan. Misalnya saja toilet, disediakan sangat banyak toilet sehingga penumpang tidak akan kesulitan mencarinya. Di lokasi setiap toilet, biasanya dibagi menjadi tiga bagian. Ada toilet khusus laki-laki, toilet khusus perempuan dan toilet untuk keluarga. Ini juga menandakan perhatian yang besar terhadap kenyamanan penumpang. Namun yang tidak pernah ada di setiap bandara adalah mushalla, karena Amerika tidak memiliki kepedulian terhadap ritual ibadah. Anda harus pandai-pandai mencari tempat untuk shalat, karena memang tidak ada tempat khusus di seluruh area bandara.

Pengalaman saat ketinggalan pesawat juga berkesan bagi saya. Pesawat Delta yang membawa saya dari Washington DC menuju Los Angeles dengan transit di Atlanta mengalami keterlambatan hampir satu jam. Dampaknya saya ketinggalan pesawat sektor Atlanta – LA. Ini pengalaman pertama ketinggalan pesawat di Amerika. Kuncinya dua : tenang, dan mencoba membaca informasi. Memasuki pintu keberangkatan di bandara Atlanta, sudah ada informasi bahwa pesawat Delta menuju LA sudah terbang. Saya bersikap setenang mungkin.

Setelah saya cari informasi melalui papan tulisan atau peralatan yang ada di sekitar pintu keberangkatan, tampak ada sebuah alat kecil semacam alat scan, yang ada informasi agar kita men-scan boarding pass. Segera saya scan boarding pass yang saya miliki, benar, tercetak boarding pass baru. Luar biasa cepatnya sistem ini bekerja. Tertinggal pesawat, langsung dicarikan pesawat berikutnya. Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban dan pelayanan optimal untuk melancarkan perjalanan. Dan yang lebih menarik lagi adalah, semuanya sangat informatif. Saya tidak memerlukan bertanya kepada siapapun untuk menemukan dan menggunakan mesin itu.

Suasana di dalam sarana transportasi umum juga sangat informatif. Di dalam setiap kereta api atau bus umum, terdapat penjelasan tertulis maupun dengan suara, mengenai tempat-tempat pemberhentian. Selama penumpang memperhatikan tulisan atau suara pemberitahuan, rasanya tidak akan salah turun. Situasi ini sangat membantu kelancaran perjalanan dan membuat penumpang tidak kesulitan mencari tempat tujuan.

Betapa nyaman dan lancar perjalanan dan kegiatan kita, jika di berbagai tempat dan fasilitas umum memiliki tingkat informasi yang sangat akurat seperti itu. Tidak membingungkan, tidak menyulitkan. Saya ingat saat berkegiatan di Taiwan, bulan Ramadhan tahun 2007 yang lalu. Suasana stasiun MRT (kereta api) Taipei, masih sangat kental huruf China, sehingga menyulitkan masyarakat pendatang yang tidak bisa membaca tulisan China. Pak Sutrisno yang menjemput saya di stasiun Taipei sampai berkeringat untuk mendapatkan lokasi kereta api yang hendak kami naiki.

Tiket MRT sudah dibawa pak Sutrisno, namun suasana stasiun tidak cukup informatif. Kami kebingungan kereta yang manakah yang sesuai tiket kami ? Stasiun MRT ada dua lantai. Ada banyak kereta di lantai atas, ada banyak pula kereta api di lantai bawah. Kereta yang mana dan yang ke arah mana ? Membaca tulisan, tidak bisa kami lakukan karena penjuh huruf China. Bertanya juga tidak bisa, karena petugas tidak bisa berbahasa Inggris. Saya dan Pak Sutrisno sampai berlari-lari menuju arah yang ditunjukkan oleh petugas, dan setiap bertanya dengan bahasa Inggris selalu dijawab dengan tunjukan tangan petugas mengarahkan kita menuju arah tertentu. Celakanya, arah yang ditunjukkan setiap petugas berbeda-beda, bahkan berlawanan.

Dampaknya kami ketinggalan MRT sesuai tiket. Namun tidak masalah, tiket tidak hangus, karena ada mesin untuk menukarkan tiket MRT dengan tiket MRT pada jam berikutnya. Setelah lelah bertanya dan lelah berlari mencari kereta, akhirnya dapat juga MRT-nya. Lega sekali bisa memasuki MRT sesuai tiket yang kami miliki. Namun tampak, bahwa suasana stasiun Taipei tidak cukup informatif dan petugas tidak cukup membantu orang asing yang kebingungan. Saya sampai kasihan melihat Pak Sutrisno berkeringat membanjiri tubuh karena berlarian mencari posisi MRT.

Bangsa yang bisa menghormati waktu, tampak pada berbagai pelayanan publik yang dimilikinya. Anda akan melihat semua jam dinding yang dipasang di stasiun Shinkanzen di Tokyo, sama persis angkanya. Demikian pula, jam di dalam kereta cepat Shinkanzen, sama dengan yang dipasang di setiap stasiun yang dilewatinya. Dari awal keberangkatan, kita sudah mengetahui jam berapa Shinkanzen tiba di Osaka, jam berapa tiba di Hiroshima, jam berapa tiba di Fukuoka dan seterusnya. Ternyata semua tepat, sesuai jadwal yang tertera.

Bandara yang informatif, akan membuat kita bisa menghemat waktu. Transportasi umum yang informatif, juga membuat kita sangat hemat waktu. Tidak ada waktu yang kita habiskan untuk kebingungan atau bertanya-tanya kepada orang. Tidak ada waktu yang kita buang karena tersesat atau salah turun di stasiun yang bukan tujuan. Semua pertanyaan sudah terjawab oleh papan informasi atau pengumuman. Ini bentuk penghormatan atas waktu, bahwa waktu kehidupan kita sangat berharga. Jangan sampai terbuang untuk hal-hal yang tidak berguna atau tidak seharusnya.

Coba kita perhatikan, sesungguhnya waktu kita habis dimana ?

Ohio State, Maret – Yogyakarta, April 2011

http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=874#more-874
Read More...

PKS Tunjukkan Soliditas di Senayan

 INILAH.COM, Jakarta - Berbagai isu dan peristiwa yang memojokkan PKS belakangan ini nampaknya tidak mempengaruhi soliditas kader-kader partai tersebut.

Setidaknya hal itu ditunjukkan ribuan kader PKS dalam acara Milad ke-13 PKS yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (17/4/2011). Mereka larut dalam satu rasa sebagai kader dakwah. Mereka seolah ingin melupakan kasus-kasus yang sebelumnya memojokkan PKS, seperti kasus politisinya Arifinto yang melihat gambar porno.

Mereka melupakan berbagai tudingan para pendiri PKS, seperti Yusuf Supendi, Syamsul Balda, dan lain-lain yang beberapa kali menyerang elite PKS.

Untuk memompa semangat dan soliditas, terpampang berbagai spanduk di pojok-pojok acara Milad PKS ke-13. Di antaranya, spanduk berbunyi: "PKS Tetap solid", "Jakarta Pusat makin Kuat Makin Taat", dan "Bekerja untuk Indonesia." [bar]


http://www.inilah.com/read/detail/1426692/pks-tunjukkan-soliditas-di-senayan
Read More...

Luthfi: Makin Tinggi PKS 'Angin' Makin Kencang

INILAH.COM, Jakarta - Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq melihat partainya mulai diterpa 'angin ribut'. Ia mengimbau kadernya agar selalu mengucapkan ayat Al-Qur'an saat menghadapi berbagai ujian.

"Tantangan yang kita hadapi di saat partai kita mulai meninggi, ada sejumlah angin yang mulai menerpa PKS. Ada angin yang menyejukkan, ada angin yang menggoyang, angin yang memporakporandakan tatanan yang kita miliki," tandas Luthfi saat menyampaikan pidato politik di acara Milad ke-13 PKS di Jakarta, Minggu (17/4/2011).

"Saya mengajak kader PKS untuk meneriakkan dan kumandangkan setiap ada guncangan dari pengganggu dengan teriakan, Hasbunallah wanimal wakil ni'mal maula wa ni'man nashir," lanjut Luthfi.

Menurut Luthfi, betapapun dahsyat guncangan angin yang menerpa partainya, hal itu justru akan jadi pelecut bagi kadernya agar makin matang dalam berpolitik.

"Dengan prestasi yang dimiliki PKS, turbulensi yang kita hadapi hanya akan mematangkan kader-kadernya, mengokohkan soliditas kader-kader dan mencemerlangkan tokoh-tokohnya. Itu semua hanya ujian yang kita hadapi," tandasnya. [bar]


http://www.inilah.com/read/detail/1426872/luthfi-makin-tinggi-pks-angin-makin-kencang
Read More...

PKS Jadi Partai Besar Tanpa "Tokoh" dan "Uang"


 "PKS Besar Bukan Karena Orang Besar"
VIVAnews - Hari ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tepat berusia 13 tahun. Memasuki usia yang mulai matang, berbagai guncangan dan gelombang mulai menerpa. Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq, menyebutkan PKS tak khawatir karena merupakan partai yang tumbuh dari bawah.  

Dia menuturkan, sejak Orde Baru dan Reformasi, tidak ada satu partai pun yang dapat tumbuh besar, kecuali di belakang mereka ada tokoh besar dan dukungan dana. 

"Ada partai yang memanfaatkan orang besar dan biaya besar untuk mendapat dukungan suara. Namun, PKS tanpa didukung orang besar dan dana besar bisa eksis, bisa menjadi besar dan diterima kebenarannya secara universal," kata dia dalam orasinya di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu, 17 April 2011. "Ini adalah tanggung jawab partai Islam untuk menunjukkan keramahan partai yang diwujudkan secara nyata, meskipun tak memiliki tokoh populer dan dana besar."

Soal berbagai tudingan yang diarahkan kepadanya dan PKS, Luthfi menyatakan, "Ada angin yang menyejukkan, menggoyang serta angin yang mengoyakkan tatanan yang ada. Turbulensi yang dihadapi PKS hanya akan mematangkan kader dan soliditas partai."

Menurut dia, turbulensi itu tidak akan reda hingga 2014. "Jangan harap akan mereda tapi akan berlanjut hingga 2014 nanti," ujar Luthfi.

Luthfi memperingatkan, agar kader PKS merapatkan barisan serta mengokohkan nilai universal dan diterima kebenarannya kepada masyarakat.
Milad ke-13 dihadiri sekitar 300 ribu massa dan partisan PKS. Sebagian besar di antaranya tidak dapat masuk stadion karena telah penuh. Hadir pula ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Perwakilan dan Duta besar dari Palestina, Kuwait, Irak, Australia, dan Inggris.


PKS Klaim Jadi Partai Besar Tanpa Tokoh dan Uang

INILAH.COM, Jakarta - Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq mengakui partai-partai besar biasanya ditopang oleh tokoh besar dan modal uang yang sangat besar. Namun, PKS menjadi besar tanpa ditopang hal tersebut.

"Sejak era Orde Baru hingga Orde Reformasi, tidak satu partai pun yang tidak tumbuh dan besar kecuali karena di belakang mereka ada orang-orang besar dan tokoh besar berskala nasional, tidak ada satu partai yang bisa tumbuh dan bertahan kecuali ada mesin kekuasaan yang besar, ada biaya besar yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan dukungan," ujar Luthfi saat menyampaikan pidato politik dalam acara Milad PKS di Jakarta, Minggu (17/4/2011).

"Tapi PKS bisa jadi partai besar tanpa tokoh-tokoh besar, tanpa di-back up mesin uang yang besar, tapi karena kesungguhan kerja para kadernya dalam memperjuangakn ide-ide besar dan nilai-nilai luhur yang diterima kebenarannya secara universal," lanjutnya.

Ia mengaku bangga dengan PKS sebagai satu-satunya partai Islam yang besar di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam terbesar di dunia. "Kini PKS telah menjadi partai Islam terbesar di negeri yang penduduknya beragama Islam terbesar di dunia. Ini sebuah apresiasi dan tanggungjawab yang dipikulkan kepada kader-kader PKS," ujarnya. [bar]


http://www.inilah.com/read/detail/1426932/pks-klaim-jadi-partai-besar-tanpa-tokoh-dan-uang
Read More...

PKS dan Cobaan Demokrasi

Jakarta - Paling tidak ada 2 kejadian beruntun yang 'mengarah' langsung atau tidak langsung kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS); Pertama, kasus Yusuf Supendi, pendiri Partai Keadilan (PK) –awal mula PKS- yang memperkarakan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ke Badan Kehormatan DPR RI. Selain itu, Yusuf –yang telah dipecat sejak tahun 2009 dari PKS karena alasan indisipliner ini- juga membuka beberapa tuduhan mengenai keterlibatan Sekjen PKS Anis Matta dalam penggelapan uang serta sikap Yusuf yang menolak PKS menjadi partai terbuka. Kedua, dan ini yang menghebohkan, adalah kasus Arifinto, anggota DPR RI dari PKS yang tertangkap kamera diduga sedang menonton video porno pada saat berlangsungya sidang paripurna.

Tulisan ini mencoba melakukan analisa –berdasarkan kasus-kasus tersebut- mengenai risiko yang ditempuh sebuah gerakan ketika mereka memutuskan untuk masuk ke dalam lingkaran 'politik praktis'.

Dari pengalaman di Indonesia misalnya, beberapa gerakan Islam gagal menghadapi tantangan politik. Beberapa partai Islam kalah dalam proses politik yang fair dan elegan, tetapi –dan ini yang jarang diulas- partai Islam seringkali kalah, bukan karena tidak mampu mendulang suara, tapi gagal menghindar dari fitnah lawan politik yang berujung pada 'pembredelan' partai tersebut oleh penguasa, baik langsung maupun tidak langsung. Masyumi di era Orde Lama dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di awal era Orde Baru menjadi bukti gagalnya gerakan Islam menghadapi cobaan demokrasi. Bagaimana dengan PKS?

Cobaan Demokrasi

Demokrasi adalah pasar bebas politik. Semua ide dan gagasan ditawarkan di sini, dalam berbagai bentuknya. Pembelinya adalah rakyat. Rakyat yang akan menilai gagasan apa yang layak dibeli, dan gagasan mana yang sebaiknya dibuang. Maka tugas partai adalah mengemas gagasan itu dengan bentuk terbaik, sehingga tampak menarik untuk dijual dan ada kemungkinan untuk 'laku' di pasaran politik.

Dalam tataran ideal, demokrasi yang tak ubahnya seperti pasar ini justru menjadi masalah, karena menjadi absurdnya kebenaran dalam politik. Hal ini paling tidak didasari oleh beberapa hal; pertama, kebenaran, seringkali kemudian menjadi domain partai atau koalisi partai mayoritas. Inilah kebenaran politik, yang belum tentu merupakan kebenaran hukum, dan apalagi kebenaran agama. Demokrasi, dalam istilah lainnya, kemudian menjelma menjadi peraturan tentang kemenangan 51 persen atas 49 persen, sesuatu yang oleh Alexis de Tocqueville disebut sebagai 'tirani mayoritas'.

Kedua, gagasan tentang apa itu 'kebenaran dalam politik' berbeda antara satu partai dengan partai lain. Persamaannya, adalah semua partai meyakini bahwa untuk membuktikan sejauh mana kebenaran gagasan mereka, yang harus dilakukan rakyat adalah memilih mereka untuk berkuasa di lembaga negara. Gagasan kebenaran politik dalam bentuk 'ideologi partai' ini kemudian menjadi semacam karakter yang membedakan antara satu partai, dengan partai lainnya.  

Ketiga, Dengan analogi pasar bebas dan kebenaran yang absurd, maka persaingan menjadi sedemkian bebas. Dalam konteks ini, kita bisa memahami mengapa konotasi term 'politik' menjadi bernilai 'negatif'. Tak lain karena, demokrasi hampir-hampir memberi jalan bagi partai politik untuk merebut kekuasaan dengan segala cara. Toh, benar salahnya cara  yang ditempuh, akan masuk dalam perdebatan politik, bukan justifikasi hukum. Inilah cobaan demokrasi, yang segera kemudian menjadi mekanisme seleksi alamiah; yang mampu beradaptasi akan terus bertahan. Yang gagal, segera masuk kotak.

Reformasi 1998 membawa Indonesia untuk 'belajar kembali' tentang demokrasi, setelah pernah diaplikasikan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 1955. Dalam kondisi inilah, PKS muncul (sebelumnya PK) dengan menawarkan gagasan Islam sebagai landasan ideologi. Diisi dominan oleh orang-orang dengan latar belakang aktivis Islam kampus, idealisme dan ide Islam Politik kemudian menjadi 'dagangan' PKS dalam menjual gagasannya kepada rakyat.

Namun, lazimnya partai lain yang terus eksis, PKS pun tidak lepas dari cobaan demokrasi. Cobaan yang dihadapi adalah bagaimana mengejawantahkan ideologi partai dalam tindakan nyata di ruang publik. Dengan kata lain, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana 'kebenaran politik versi PKS' menjadi 'kebenaran politik' yang diyakini juga oleh masyarakat. Hal ini nampaknya menghadapi beberapa kendala tertentu;

Pertama, adalah upaya PKS untuk memperluas basis pemilih (kader dan simpatisan). Selama ini PKS dianggap masih berada di 'kanan' dengan basis agama yang kuat, dan belum mampu bergeser ke 'tengah' untuk menggaet masa Nasionalis. Pilihan strategi yang diambil pun tidak main-main; menjadi partai terbuka. Pilihan cerdas sekaligus kontroversial; di satu sisi PKS harus mampu mengemas gagasan ideologi mereka sedemikian rupa untuk meraih simpati massa kelompok nasionalis, di sisi lain PKS juga harus menjelaskan pilihan untuk 'terbuka' ini pada kader dan simpatisan mereka yang kebanyakan adalah kelompok Islam loyalis. Pada titik inilah soliditas PKS sebagai partai kader diuji.  

Kedua, adalah cobaan demokrasi bernama kekuasaan. Dalam hitung-hitungan koalisi, praktis PKS adalah partai yang menempati pos menteri terbanyak setelah Partai Demokrat, sebanyak 4 menteri. Tentu saja ini berkah sekaligus cobaan. Dari sisi internal, kader PKS harus mampu untuk 'menahan diri' terhadap godaan kuasa yang biasanya mendatangkan harta. Jabatan politik, seharusnya berdampak strategis bagi konstituen PKS secara keseluruhan, bukan lahan pembagian jabatan dan proyek-proyek besar. Secara internal, godaan-godaan 'dunia' ini harus diantispasi oleh kader-kader PKS.

Ketiga, adalah cobaan demokrasi berwujud koalisi. Sebagai partai pendukung pemerintahan, PKS dihadapkan pada dilema dalam menentukan sikap. Di satu sisi, PKS mempunyai idealisme tersendiri berdasarkan platform ideologi yang menjadi dasar gerakan, namun di sisi lain PKS –sebagai mitra koalisi- dihadapkan pada tuntutan untuk mendukung kebijakan pemerintah. Dua hal ini seringkali tidak seiring sejalan. Namun, patut diapresiasi ketika dalam beberapa kasus, PKS konsisten dalam  mempertahankan sikapnya 'berbeda jalan' dengan pemerintah.

Badai Pasti Berlalu?

Dalam bukunya Dari Gerakan ke Negara, Sekjen PKS Anis Matta sudah memberikan 'early warning' terhadap pilihan gerakan tarbiyah –cikal bakal PKS- untuk masuk dan terlibat dalam demokrasi. Dalam buku tersebut, Anis mewanti-wanti kader PKS untuk siap menghadapi era demokrasi dan keterbukaan, di mana 'kebenaran dan kebathilan sama-sama bersaing untuk meraih simpati masyarakat'. Maka di era persaingan politik ini menurut Anis, yang harus dilakukan kader PKS adalah 'membuktikan bahwa yang benar di mata Islam adalah benar juga di depan hukum, dan apa yang salah menurut Islam adalah juga salah menurut hukum yang berlaku'.

Seperti jamaknya ajaran agama, bahwa siapa mampu menghadapi cobaan, maka sesungguhnya Tuhan sedang mengujinya untuk membuat ia tangguh. Tapi, barangsiapa gagal menghadapi cobaan -sesuai kadarnya- maka sesungguhnya ia telah gagal mencapai derajat keimanan. Analogi ini tepat untuk PKS. Pilihannya sederhana; jika sukses menghadapi 'cobaan demokrasi' ini, maka PKS akan semakin kuat dan beranjak menjadi salah satu kekuatan politik utama di Indonesia, sebaliknya jika gagal, maka PKS mengikuti pendahulunya partai-partai Islam yang 'masuk kotak', justru karena demokrasi.

Di atas itu semua, patut diapresiasi pilihan politik PKS untuk 'berani bertarung' dalam Demokrasi. Ketika beberapa gerakan Islam lainnya justru tidak berani berpolemik dalam politik, PKS justru masuk dalam politik praktis. 'Percuma saja berlayar, kalau takut Gelombang' begitu mungkin gubahan yang tepat. Maknanya; 'Buat apa punya cita-cita perubahan, kalau takut menghadapi cobaan demokrasi?'

*) Khairurrizqo adalah mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia dan peneliti budaya politik di Hikaam Institute Jakarta.


http://www.detiknews.com/read/2011/04/15/145946/1618327/103/pks-dan-cobaan-demokrasi?nd991107103
Read More...

Berperang Melawan Logika Badar

*ilustrasi
Kesedihan saya hilang sore ini, anehnya setelah dicemooh pada asumsi kepartaian saya karena jilbab panjang, dan berita miring yang terus berhembus beberapa hari ini, pada sebuah forum yang sebenarnya membahas tentang prospek pelatihan petani. Seperti ada ilham yang datang pada kediaman saya, bisikan perlahan tentang kemanusiaan dan logika yang bermuara tentang negeri ideal, pemerintahan impian tetapi berakhir pada makian mental-mental pecundang. Yang bermimpi memiliki pahlawan tetapi tidak mau melahirkan, membesarkan lalu mendidik gen-gen kebesaran untuk bertahan pada tsunami-tsunami panjang kehidupan.

Kepedihan ini akan saya singkirkan sebentar, sedikit saya nikmati mungkin, karena saya merasa ribuan pedih yang sama sedang merajuk pada Rabbnya, merebah dan merendah mengingat jalan panjang yang dulu sering kami nyanyikan pada nasyid kesukaan tetapi ketika kami jalani saat ini kenapa rasanya begitu getir, nyinyir seakan diludahi sampah oleh cemoohan banci orang-orang sakit hati.
Dulu, ketika memutuskan berhijab disaat popularitas perempuan berjilbab di SMA saya tidak lebih dari 3 %, saya ingat saya hanya punya jilbab satu2nya dengan rok jelek pemberian senior. Sisanya digunting dan dibuang oleh wanita yg paling saya sayangi. Pada pagi yang sama ketika sebuah gelas yang dilempar kepada saya pada tanda Tanya besar kenapa saya harus norak menutup rambut saya. Sementara 6 bulan yang lalu shalat lima waktu masih begitu asing.

Pagi itu Ramadhan yang akan begitu berkesan pada sepanjang hidup saya. Sepanjang hidup keislaman saya, pada seorang perempuan yang memperkenalkan saya shalat dhuha di tengah shalat wajib saya yang entah kemana, pada seorang sahabat yang menyemangati saya untuk pidato kebangsaan di tengah kelas tentang bahayanya kemunafikan mencontek , pada keikhlasannya mengajarkan saya beda Kho dan Kha beda Shod dan Sa, sementara ongkosnya saja untuk kuliah hasil dari berjualan Sabili dan Annida. Pada seorang ikhwan yang jatuh terluka karena terlalu menunduk menahan syahwat remajanya yang sedang jatuh cinta. Pada seorang sahabat yang mengajarkan tentang rasa hormat dan sayang pada orang tua, pada kondisi seberat apapun, setidak ideal apapun, sementara putus asa sudah di depan mata, dan bertahun kemudian saya merasakan kenikmatan birrul waliddain itu karena dia.

Saya sudah benar-benar jatuh cinta..pada keikhlasan-keikhlasan itu, air mata-air mata itu, pada mereka yang selalu bersabar pada kesulitan dan kemiskinan hidup mereka, pada mereka yang bersyukur dan zuhud pada kegemilangan harta mereka. Saya tak bisa lari dari mereka, saya senang menangis bersama mereka, menerima do’a-do’a rahasia mereka dan kenikmatan ukhuwah melalui kejutan-kejutan kecil dalam kebaikan tak berpamrih dari mereka yang mengemis jalan Muhammad.

Faham sekali kalau yang berkembang dinegeri saya sekarang bukanlah Islam yang bisa dibunuh seperti membunuh seorang bayi. Pencet saja hidungnya dia akan mati. Islam yang ini harus dikejar dengan sniper, dihitamkan dengan tipu-tipu, diibumihanguskan dengan kelicikan otak berIQ hampir 200 sedang keimanan NOL. Dengan sogokan Bantuan Sosial ala AMerika, Dengan Media berpenyakit AIDS milik konglomerat yang murtad jadi politisi.

Islam yang ini harus jauh-jauh dari politik, diam-diam saja di Masjid. Larangan jangan sok suci ini akan terus disuarakan pada bangkai demokrasi buatan Yunani editan Thomas Jefferson. Karena Materialisame Ideologi dan Logika sekarang adalah ala Tan Malaka, Mark Zuckerberg dan Punjabi. Lebih sering youtube dan American Idol.

Bukan salah bapak pak, salah saya, karena beberapa hari sebelumnya saya pun membuka email berisi virus untuk melihat aurat yang tidak seharusnya. Saya… baut kecil ini bermaksiat…lebih parah dari bapak…karena saya melihatnya hanya berdua saja dengan Allah dan para malaikat, tidak ada yang mencemooh atau membuat saya merasa rusak-serusaknya…lalu bertaubat dan hanya bisa pasrah menunggu azab neraka, sementara bapak..mungkin sudah impas Pak ;). Dapat bonus malah..

Bukan salah ibu, salah saya, saya yang sering meniadakan dhuha dalam pagi saya, berma’tsurat dengan facebook dan tilawah lagu India, pada Shubuh yang disibukkan dengan mimpi menulikan telinga pada azan yang mengumandang di sana. Astaghfirullahh…al’adziem..

Saya memilih jalan ini bukan karena berharap mereka tidak pernah salah, tetapi saya yakin mereka selalu berusaha benar, meski pedang itu bisa saja mengiris ulu hati terdalam karena kebodohan, fitnah dunia, perempuan dan setan futur dalam iman.

Bertahan saja saudaraku bertahan disana, karena keputusan syuro berenang di senayan sudah selesai. Saatnya hadapi sama-sama. Saatnya kita songsong kemenangan Khaibar, meski mungkin do’a kita harus jauh lebih khusyuk dan merendah sampai kutub paling dalam gaya Do’a Badar Rasulullah. Kita memang anak kecil yang masih belajar melawan beruang. Tapi kau punya bahasa kemenangan Al-Quran. Bertahanlah. Kita perbaiki perlahan semua hal yang salah. Kita diskusikan Teori Konflik dan Diplomasi ala Yahudi, Kita Bahas lagi tentang koalisi, Kita cari rezeki untuk jadi Raja Media paling tajir di negeri ini.

Saya memilih jalan ini bukan karena berharap mereka tidak pernah salah, tetapi saya yakin mereka selalu berusaha benar, meski pedang itu bisa saja mengiris ulu hati terdalam karena kebodohan, fitnah dunia, perempuan dan setan futur dalam iman.

Saya akan tetap berdiri disini, meski saya harus sok tahu bagaimana rasa gemas seorang Umar bin Khatab karena Rasulullah menandatangani perjanjian Hudabiiyah, karena menganggap terlalu merusak tinggi harga diri, mengobral keberanian ksatria Badar, padahal jauh di masa depan, perjanjian itu mendatangkan kemenangan atas Mekah, Persia dan Romawi.

Saat ini, bahasa politik anda juga membuat saya pening menahan muntah. Saya, saya adalah oposan terberat anda, anda boleh membangun gedung itu, tapi saya bakar dulu gedung yang lama, anda boleh menaikkan kembali gaji anda, tapi saya akan jadi Robbin Hood yang merampok anda di jalan sampai sisa kaos dalam anda lalu saya berikan ke petani Papua sana. Saya, tidak suka anda jadi Menteri dan Koalisi subtitusi. Jadi oposan saja selamanya. Oposan kemungkaran dan korupsi. Titik. Penghabisan sampai mati.

Tapi saya juga hampa dalam mengusulkan solusi, saya tidak sanggup membangun revolusi, mencari pengganti idealis untuk negeri ini, saya terus saja kelaparan mencari pahlawan, dan terjebak menjadi komentator payah yang kekenyangan umpatan dan celaan tapi diam tak bergerak dengan gemuk perut dan lemak dunia atas nama nafkah keluarga. Dan menyadari, masuk ke sistem itu adalah pilihan buruk diantara yang lebih buruk karena konsekuensinya adalah persaingan dagang yang lebih menyedihkan dari tanam paksa dan neoliberal.

Dan saya
menyepakati bahwa senayan harus dicuci perlahan-lahan.
Bertahan dalam terjangan ini,
membuat kekerdilan saya pada titik nadirnya.
Izinkan saya berbisik ya Allah, kutitipkan dalam sayap malaikatmu malam ini
Saya akan bertahan pada jalan ini karena Allah,
Sampai senandung revolusi keimanan menjadi gaung di negeri sakit hati ini
Saya akan bertahan pada jalan ini karena Allah
Sampai Kau maafkan kami karena kelalaian dan kebodohan kami
Saya akan bertahan pada jalan ini karena Allah
Sampai perut-perut lapar di ujung pelosok negeri ini menjadi penuh karena kebaikan dakwah ini
Saya akan bertahan pada jalan ini karena Allah
Pada komitmen dhuha dan hafalan kami yang sedikit, pada getirnya merealisasi cita-cita tentang kesholehan yang kau ridhai, pada rahasia cinta dan keikhlasan Musa dan Ibrahim dan celengen kami yang tak jua bertambah untuk pergi Haji.
Saya akan bertahan pada jalan ini karena Allah, meski luka dan darahnya harus kami hisapi sendiri ditengah kegemilangan parodi dunia yang tidak berharga lagi
Sampai kafan putih kami berbau kesturi
Lalu kami menangis sedih karena lalai berimbas pada Istana kami yang kurang tinggi di syurga nanti.
Kutitipkan Baiat ini padamu ya Allah dengan Bismillah, Istighfar dan Hamdallah. Dan memohon agar kau matikan kami dalam kondisi terbaik di hadapanmu.

Dan Kau Jadikan kami rendah dihadapan diri kami sendiri
Tengah-tengah dihadapan manusia
Tetapi Kau jadikan kami tinggi di hadapanMu
Pada ruku dan sujud ratapan kami

-Shalahuddin Zara-

Read More...

PKS Tetap Beda

Dua bulan terakhir, PKS seolah menjadi actor antagonis dari sebuah drama politik yang entah disutradarai oleh siapa. Semuanya bermula ketika PKS ngotot menggulirkan hak angket mafia pajak. Bersama Partai Golkar,  PKS menjadi partai yang berbeda sikapnya dengan partai koalisi pendukung SBY terkait hak angket tersebut. Ketika akhirnya pendukung hak angket kalah  dalam voting, saat itu pula drama politik PKS bergulir.

Diawali dengan isu korupsi daging impor yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian, video mesum tidak mirip Anis Matta, lalu secara tiba-tiba muncul Yusuf Supendi yang menggugat petinggi PKS dengan berbagai tuduhan, hingga berujung pada kasus Arifinto yang tertangkap kamera wartawan sedang “melihat” materi porno di ipadnya saat Sidang Paripurna.

Hujatan publik mengalir deras. Cercaan dan makian bertubi-tubi menghujani tubuh PKS. Kata mereka: “PKS menjual agama”; “ PKS partai munafik”; PKS partai porno”; “PKS tak ada bedanya dengan partai lain”.  Benarkah PKS sama dengan partai lainnya?

PKS Tetap Beda!

PKS bukanlah kumpulan malaikat yang karena tak punya nafsu maka tak bisa berbuat salah. PKS juga bukan kumpulan setan yang setiap saat selalu berbuat salah dan berkewajiban mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya.

PKS hanya jamaah manusia yang berusaha seoptimal mungkin “mendekati” kesucian malaikat untuk tak berbuat dosa dan disaat yang sama berusaha semaksimal mungkin menjauhi setan agar tak terjerumus dalam kesesatannya.

Setiap pekan kader PKS mengkaji Islam sebagai cara kader PKS mengenal lebih dekat ajaran Allah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Setiap pekan kader PKS di mutaba’ah: berapa kali kader PKS sholatjamaah?; berapa kali kader PKS sholat sunnah?; berapa kali kader PKS puasa?; berapa kali kader PKS membaca dan mentadabburi al-Qur’an?; berapa kali kader PKS sholat malam?; berapa kali kader PKS berinfak?; berapa kali kader PKS bersilaturahim?; berapa kali kader PKS membaca buku?; dan berapa kali kader PKS melakukan amal-amal kebaikanlainnya?

Itu semua sebagai cara kader PKS mempraktekkan ajaran Islam yang lengkap dan paripurna. Itulah cara kader PKS menjauhi perbuatan dosa. Itulah cara kader PKS mengendalikan nafsu. Itulah cara kader PKS “mendekati” kesempurnaan malaikat yang bebas dari dosa. Dan, sekali lagi, itulah cara kader PKS menjauhi godaan setan yang tak pernah kenal lelah mendatangi kader PKS dari seluruh penjuru mata angin, bahkan hingga merasuk kedalam hembusan nafas dan aliran darah kader PKS.

Beberapa pekan sekali kader PKS mabit untuk membersihkan hati dari debu-debu dosa. Kader PKS  sholat malam berjamaah, kader PKS bermuhasabah,  kader PKS mengkaji Islam. Begitu indah. Suasana kebersamaan begitu terasa. Kader PKS terikat bukan hanya karena factor politik;  tapi ikatan iman dan aqidah.

Adakah partai lain melakukan apa yang PKS kerjakan? Sejauh pengamatan kami: belum ada! Bagi kader PKS, partai hanya sebuah sarana dakwah; bukan tujuan; bukan segala-galanya.
Lalu, mengapa masih ada kader PKS yang terjebak rayuan maut setan?

Itulah bukti bahwa kader PKS manusia;  bukan malaikat. Bukti bahwa setan tak kenal lelah menggoda manusia dengan berbagai trik jitu dan halus. Bayangkan, kader PKS saja yang berusaha keras menginternalisasi nilai-nilai Islam kepada paraanggotanya, ternyata masih kecolongan. Lalu, bagaimana jadinya dengan partai lain yang Cuma menjadikan politik sebagai sarana merebut dan mempertahankan kekuasaan?

PKS Tetap Beda!

Bagi yang menganggap PKS sama dengan partai-partai lain, perhatikanlah baik-baik setiap kasus yang menimpa PKS. Semuanya baru dugaan dan tak pernah diajukan kemeja pengadilan. Kasus korupsi daging impor yang dimuat di Majalah Tempo, hingga hari ini tak pernah masuk keranah hukum. Bahkan, kalau mau jujur, apa yang menimpa Arifinto, belum terbukti benar.  Sejauh ini, media menghakimi Arifinto sengaja membuka situs porno, yang kemudian dibantah oleh Arifinto bahwa ia hanyamembuka link email.

Dan inilah yang membuat PKS tetap beda dengan partai lainnya. Meski belum terbukti, Arifinto langsung mundur sebagai anggota DPR. Tahukah jika di gedung dewan yang terhormat itu, teramat banyak anggotanya yang jelas-jelas sudah terbukti bersalah, namun tak mau mundur dengan alasan kasusnya belum memiliki kekuatan hukum tetap?

Tahukah jika disana banyak tindakan anggota dewan yang jauh lebih menjijikkan dan memalukan dibanding Arifinto? Tidur saat sidang, jarang hadir,  menelepon dan bermain ipad. Tapi mereka tak malu. Dan karenanya mereka tak mau mundur.

PKS Tetap Beda!

Lihatlah saat PKS melakukan pergantian pucuk pimpinan partai. Tak ada gontok-gontokan. Tak ada keributan. Tak ada politik uang. Tak ada kursi terbang di atas kepala. Tak ada kata-kata makian yang terlontar. Semuanya berlangsung smooth. Bahkan tak jarang di antara kader PKS saling mempersilakan diri untuk menjadi pemimpin.

Itu karena bagi kader PKS, menjadi pemimpin adalah amanah berat yang kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Menjadi pemimpin di DPC, DPD, DPW atau DPP bukanlah tiket untuk menjadi anggota dewan atau menteri. Dan karena itu pula, tak ada dalam kamus kader PKS untuk mati-matian memperebutkannya.

Bandingkan dengan partai lain. Setiap dihelat munas, rapimnas, mukernas atau yang sejenisnya, selalu saja berita yang tersaji sangat tidak elok untuk didengar. Isu suap, perkelahian di ruang sidang, kursi terbang, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, ketika ada pihak yang kalah, maka mereka akan keluar dari partai dan membuat barisan baru.

PKS Tetap Beda!

Masih ingatkah dengan tradisi politik adiluhung yang dilakukan PKS sejak dulu? PKS mengharamkan rangkap jabatan. Tak ada dalam kamus PKS, seorang pejabat public juga menjadi pejabat partai. Di mulai dengan mundurnya Nurmahmudi Ismail yang saat itu diangkat menjadi menteri Kehutanan oleh Gus Dur. Ia mundur sebagai presiden partai untuk menghilangkan konflik kepentingan. Tradisi itu terus PKS lakukan hinggasaat ini.

Bukankah secara kasat mata saja, terlihat perbedaan PKS dengan partai lain? Di saat PKS mengharamkan rangkap jabatan, di saat yang sama partai-partai lain justru dengan sengaja menjadikan pimpinan partainya merangkap jabatan sebagai pejabat publik. Kita bias melihatnya sekarang: betapa banyak pimpinan partai yang menjadi menteri.

PKS Tetap Beda!

Slogan PKS sebagai partai yang peduli, bukan pepesan kosong. Berapa kali sudah PKS berada di garda terdepan saat bencana dating menghantam negeri kita tercinta. Di Aceh kala tsunami menerjang; Di Yogyakarta kalagempa mengguncang; di Padang dan Mentawai saat lindu menggoyang; juga di Yogyakarta kala Merapi meradang. Kepedulian PKS adalah wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Praktek nyata dari keindahan nilai-nilai Islam dalam memandang kemanusiaan.

Itulah yang membedakan PKS dengan partai lain. PKS hadir setiap hari: dimana pun dan kapanpun. PKS tak hanya hadir saat menjelang pilkada atau pemilu. PKS tak hadir lima tahun sekali dengan membagi-bagi sembako, kaos, jilbab dan uang.  Tak semurah dans erendah itu PKS menghargai rakyat.PKS hadir setiap saat ketika masyarakat membutuhkan PKS.

PKS Tetap Beda!

Meski kader PKS mulai dihinggapi persoalan-persoalan yang mirip dialami kader partai lainnya, tak serta merta membuat PKS sama. Kasus Arifinto yang menurutnya tak sengaja membuka konten porno   tentu saja jauh berbeda dengan kasus sejenis yang dialami kaderpartai lain. Arifinto bukanlah Yahya Zaini atau Max Moein yang jelas-jelas telah berzina.
Akhirnya, kami hanya ingin mengingatkan: Toyota Alphard dan Bajaj tetaplah berbeda meski keduanya memiliki bentuk roda yang sama yakni bundar.

Wallahua’lam bishshowab.


Erwyn Kurniawan
 
Read More...